Slideshow design customized with Smilebox |
Tuesday, December 20, 2011
Idul Adha 1432H
Monday, May 16, 2011
Membuat Lapbook tentang Sholat
Sunday, May 1, 2011
Islam Infostand in Leuven
mereka itulah orang-orang yang beruntung.’ (al-Qur’an Surat Ali-Imron: 104)
Pada hari Sabtu kemarin, tgl 30 April 2011, IMSAL (International Muslim Students Association) KU Leuven membuat sebuah terobosan baru dalam berdakwah. Mereka membuat sebuah Islam infostand yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang Islam. Kegiatan seperti ini memang baru pertama kali dilakukan oleh pengurus IMSAL periode ini.
Kegiatan yang dilaksanakan di kawasan pertokoan di Leuven Centrum (di Diestestraat) mulai pukul 11-16.30 CET ini cukup menarik perhatian masyarakat. Setidaknya hal itu tampak dari stand yang hampir tidak pernah sepi dari pengunjung. Mulai dari mereka yang memang ingin mendapat informasi tentang Islam, mereka yang sekedar ingin "menyapa" saudara sesama muslim, mereka yang penasaran ada apa koq ramai-ramai, sampai mereka yang hanya ingin "mencicipi" suguhan yang disediakan di stand ini. Oh ya, stand ini membagikan berbagai buku tentang Islam yang ditulis dalam berbagai bahasa, yaitu English, Dutch dan French. Selain itu, di stand ini juga menyediakan "suguhan" berupa, kue-kue manis, kurma dan minuman (air putih, juice, dan yang special adalah Teh Maroko yang khas dengan daun mint-nya). Semua itu dibagikan secara free. Alles is GRATIS (Semuanya gratis).
Beberapa dari pengunjung ada yang memberikan apresiasi secara langsung terhadap IMSAL. Seperti ada seorang nenek yang berkata, "Dit is heel goede idee van jullie. Veel succes!" (artinya: "Ini adalah ide yang bagus dari kalian. Semoga sukses!). Ada pula yang berkata, "Het is zo nuttig, bijzonder voor de mensen die meer over Islam willen weten" (artinya: "Kegiatan ini sangat bermanfaat, khususnya bagi orang-orang yang ingin tahu lebih jauh tentang Islam). Akan tetapi, ada pula yang cuek dan bahkan mengkritik upaya yang dilakukan teman-teman IMSAL ini. Melihat sebagian besar memberikan respon positif, nampaknya IMSAL akan menjadikan acara ini sebagai sebuah agenda rutin untuk memperkenalkan Islam, selain Openmoskeedag (seperti openhouse, red) yang juga biasa dilaksanakan, setidaknya setahun sekali.
Dengan acara seperti ini pengurus IMSAL berharap bahwa masyarakat umum mendapat informasi yang benar tentang Islam, dan tidak menutup kemungkinan untuk membuka kesempatan bagi mereka yang ingin bertanya lebih dalam lagi tentang Islam, melalui media diskusi atau lainnya. Semoga acara ini juga bisa menjadi jalan untuk menunjukkan al-haq. Semoga Allah memberi keberkahan pada "kreatifitas" yang telah mereka lakukan dan semoga kita semua pun bersemangat untuk terus mendakwahkan Islam, diantaranya dengan mengamalkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan kita.(ER)
Wallohu a'lam bish showab.
Tuesday, April 26, 2011
“Vrouwendag” in Al Ihsaan Moskee
Bismillahirrohmanirrohim… meski siang itu cukup terik, semangat saya untuk menghadiri acara ini tak berkurang. Setelah menyusuri kanal dengan mengayuh sepeda, akhirnya saya sampai di masjid Al Ihsaan. Masjid ini banyak yang menyebutnya masjid kanal karena lokasinya yang berada di seberang kanal. Masjid ini tak ubahnya bangunan-bangunan di kanan-kirinya. Kotak. Tak tampak kubah, apalagi menara masjidnya. Yah..begitulah kebijakan di sini, “aksesoris” masjid tidak boleh nampak berlebihan. ‘Ala kulli hal…alhamdulillah, di daerah yang penduduk muslimnya minim ini, masih ada masjid, meski jumlahnya pun sangat terbatas.
Saat saya sampai, jam menunjukkan pukul 13.30 CET. Suasana masih lengang. Sepi. Yah…memang berdasarkan info di pamflet yang disebar, acara ini baru akan dimulai setelah sholat Dhuhur berjama’ah. Hmm…tapi tak tampak aktivitas apapun. Saya pun masuk ke area masjid. Ooh…ternyata ruang sholat untuk muslimah ada di lantai atas. Saya pun menuju arah panah yang bertuliskan “Gebeidsruimte -Dames-“. Ternyata kondisinya sama. Sepi. Ruangan yang berukuran kira-kira 4 x 6 m ini dilengkapi dengan sebuah TV berlayar lebar dan loudspeaker. Hmm…perkiraan saya, piranti elektronik ini menjadi penghubung ruang sholat laki-laki dengan perempuan, sehingga muslimah di ruang ini tetap bisa sholat berjama’ah bersama jama’ah laki-laki.
Saya pun memilih menunggu waktu sholat dengan membaca Al Qur’an. Tak lama kemudian, mulai berdatangan muslimah yang semuanya berhidung mancung, khas keturunan Arab. Setelah tiba waktu sholat, kami pun melaksanakan sholat secara berjama’ah. Setelah sholat usai, saya pun menanyakan kepada salah seorang muslimah, tentang lokasi acara “Vrouwendag”. Kemudian dia mengajak saya menuju ruangan yang berada di sebelah ruang sholat kami tadi.
Subhanalloh, di ruang itu sudah dipenuhi sekitar 40-an muslimah, mulai nenek-nenek, ibu-ibu, sampai anak-anak. Mereka duduk di kursi yang telah ditata membentuk setengah lingkaran dan dibuat 3 baris. Saya memilih duduk di belakang para remaja/ibu muda, karena pengalaman di ruang sholat tadi menunjukkan bahwa saya sempat beberapa kali disapa oleh nenek-nenek dalam bahasa Arab danb Prancis. Dua bahasa yang belum saya kuasai. Para nenek itu kebanyakan tidak berbahasa Belanda, sedangkan remajanya sebaliknya. Mereka fasih berbahasa Belanda.
Jam sudah menunjukkan pukul 14.30 CET, tetapi acara belum juga dimulai. Padahal peserta sudah cukup ramai dan anak-anak pun sudah “diungsikan” ke ruang sebelah untuk lebih leluasa bermain ketika orang tuanya mendengarkan ceramah. Saya pun menanyakan hal ini kepada seseorang yang dari tadi saya lihat cukup sibuk, dan ternyata dialah koordinator acara ini yaitu Ukhti Camalina. Dia menjelaskan bahwa sedang menunggu ustadzah Laila yang akan menjadi pemateri yang masih dalam perjalanan. Sekaligus saya juga menanyakan “Lezing” (ceramah) nya akan disampaikan dalam bahasa apa. Dia pun menjawab bahwa ceramah akan dibawakan dalam bahasa Arab. Wah…spontan saya menanyakan, apakah tidak diterjemahkan dalam bahasa lain? Bahasa Belanda, misalnya. Dengan senyum yang mengembang, dia pun berjanji akan menyediakan penerjemah bahasa Belanda agar saya bisa mengikuti. Dan saya juga sempat meminta izin untuk mengambil gambar, tetapi dia mengatakan sebaiknya tidak mengambil gambar karena sepertinya kebanyakan dari para hadirin tidak berkenan. Saya pun memaklumi dan menyimpan kamera pocket saya kembali. Sembari menunggu…saya pun kembali melanjutkan aktivitas saya…tilawah.
Tiba-tiba ada seseorang yang menghampiri saya, dia menanyakan apakah saya bisa membaca Al Qur’an? Saya jawab, insya Allah bisa. Dia kemudian menyampaikan hal ini kepada Camalina. Karena mungkin kurang yakin, Ukhti Camalina pun kembali menanyakan apakah saya bisa membaca al Qur’an sesuai makhorijul huruf dan tajwidnya? Saya kembali menjawab, insya Allah. Karena saya menangkap keraguan di mata mereka, say a pun menjelaskan bahwa saya memang tidak bisa berbahasa Arab tetapi insya Allah saya bisa membaca Al Qur’an meski untuk memahami isi Al Qur’an yang berbahasa Arab ini saya membutuhkan terjemah/tafsir. Akhirnya mereka pun bisa mengerti.
Tak lama kemudian, panitia membuka acara ini dan menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatan acara ini. Sambil menunggu ustadzah, beberapa dari kami dipersilakan maju ke depan untuk membacakan ayat-ayat suci al Qur’an, termasuk saya. Setelah selesai membaca Al qur’an, Hanifah yang dari tadi duduk tidak jauh dari kursi saya langsung mendekat dan menyatakan kekagumannya. Saya pun mengatakan itu semua karunia Allah dan saya masih harus banyak belajar. Bahkan dengan penuh antusias dia pun bertanya belajar dimana dan dia beserta beberapa rekannya ingin belajar pada saya. We willen leren om Koran te lezen. Wil je ons lerares worden? (Kami ingin belajar membaca Al qur’an. Maukah kamu menjadi guru kami?). Melihat antusiasme dan senyum mereka, saya pun tak kuasa menolak. Saya berkata, Waarom niet? We zullen proberen, insya Allah, (Mengapa tidak? Kita bisa mencobanya, insya Allah. Kami pun lantas saling bertukar no HP dan alamat email, agar tetap bisa saling kontak, terlebih kita merencanakan untuk belajar Al Qur’an bersama. Subhanalloh…semoga Allah memudahkan smuanya.
Jam menunjukkan pukul 15.15 CET ketika seorang ibu berpenampilan bersahaja hadir. Senyum para hadirin pun mengiringi langkah wanita ini menuju kursi yang telah disediakan di depan. Beliau adalah Ustadzah Laila, salah satu ustadzah bagi komunitas muslimah di sini. Beliau rutin memberikan pengajian bagi para muslimah dan beliau juga mengajar bahasa Arab di Integratiedienst Leuven setiap hari Senin.
Ceramah kali ini membahas tentang Talak (Cerai) dalam Islam. Alhamdulillah, dengan diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda, saya jadi bisa mengerti apa yang disampaikan Ustzh. Laila. Sekitar pukul 16 CET, panitia mengakhiri sesi « Lezing » dan melanjutkan acara « Islamquiz ». Dalam acara ini panitia mengajukan beberapa pertanyaan tentang pengetahuan Islam dalam bahasa Arab dan Belanda. Panitia pun memberi kesempatan pada para peserta untuk memberikan jawaban, dan kemudian mencatat nama peserta yang berhasil menjawab dengan benar. Dia akhir sesi ini, panitia memberikan hadiah pada peserta yang paling sering memberikan jawaban dengan benar. Sayang sekali, saya belum beruntung. Saya hanya 3-4 kali menjawab dengan benar, sementara ada seorang ibu yang tampil cantik dengan busana muslimah ungu-nya mampu menjawab 7 pertanyaan dengan benar dan dia-lah yang mendapat kenang-kenangan dari panitia.
Setelah itu, panitia mempersilakan seluruh peserta untuk menikmati suguhan -beraneka kue manis dan minuman- yang telah disiapkan oleh panitia. Kami pun menikmatinya sembari saling berkenalan dan ngobrol satu sama lain. Hmm…ternyata tidak sedikit dari mereka yang tersenyum lebar dengan mata berbinar ketika tahu bahwa saya berasal dari Indonesia. Mereka mengaku mengetahui bahwa Indonesia adalah Negara dengan muslim terbesar di dunia. Allohu akbar!
Tak terasa waktu pun berlalu dengan cepat dan acara pun sudah diakhiri tepat pukul 16.45. Saya pun berpamitan dan (sekali lagi) mereka menyatakan keinginannya untuk belajar Al Qur’an bersama dan berjanji akan memberi tahu jika ada kegiatan-kegiatan di masjid Al Ihsaan. Subhanalloh…. Kali ini dengan senyum tersungging dan bahagia karena telah bertemu saudara-saudara seiman, saya kembali mengayuh sepeda menuju rumah. Semoga Allah memberikan keberkahan atas apa yang kami lakukan hari ini…amin ya robbal alamin. (ER)
Tuesday, April 12, 2011
Labaik Allahumma Umratan.....
Pada hari Senin tanggal 11 April 2011 (7 Jumadil Awal 1423 H), telah berangkat 3 keluarga anggota KPMI untuk melaksanakan ibadah Umroh. Dalam mengisi liburan musim semi ini mereka gunakan untuk mengunjungi 'Baitullah' memenuhi panggilanNya. Semoga perjalanan yang barokah....kembali ke Belgia dengan selamat..... |
|
Tuesday, March 22, 2011
Pameran Pangan Etnik Eropa 2011
Satu hal yang menarik adalah produk-produk pangan berlabel halal dari berbagai negara di tampilkan di Pameran tersebut. Bahkan dalam konfferensinya ada beberapa presenter yang mengetengahkan Pasar Pangan Halal (Market Halal Food) yang potensil dan Halal adalah komponen religi dari Pangan Etnik http://www.ethnicfoodseurope.com/conference/
Jika ada yang belum berkesempatan tahun ini menyaksikan Pameran 'Ethnic Foods Europa' yang menarik tersebut untuk selanjutnya adalah tanggal 17 - 19 April 2012, di Brussels Exhibition Centre, Heysel.
Wednesday, March 2, 2011
Belajar IQRA
Monday, February 28, 2011
Launching Blog MULIA (MUsLimah Indonesia di belgiA) di Pengajian KPMI - Brussel
Oleh : Tim MULIA
26 Februari 2011. Sabtu sore ini, hujan gerimis mengguyur kota Brussel. Namun subhanalloh…semangat masyarakat muslim Indonesia tetap berduyun-duyun menghadiri pengajian bulanan KPMI (Keluarga Pengajian Muslim Indonesia) di Aula KBRI Brussel. Tak kurang dari 70-an warga muslim dari Brussel dan sekitarnya ikut hadir. Bahkan ada yang berasal juga dari Leuven, Gent, Antwerpen, Namur, dan Liege.
Sekitar pukul 17.50 CET, pak Edi mulai membuka acara, kemudian dilanjutkan dengan perkenalan “warga baru”. Ahlan wa sahlan kepada … di Belgia, semoga nanti bisa terus ikut meramaikan pengajian dan acara-acara KPMI.
Pengajian KPMI kali ini cukup istimewa, urai Pak Edi, Ketua KPMI, yang menjadi MC pada pengajian kali ini. Selain pengajian yang masih bernuansa Maulid Nabi Muhammad SAW, ada beberapa acara tambahan, yang salah satunya adalah Launching blog MULIA.
Acara dilanjutkan dengan Penampilan tim Nasyid (mungkin pas juga jika disebut Tim Qasidah…J). Sekitar 15 orang ibu-ibu tampil lengkap dengan alat music seperti rebana, ecek-ecek, dan … melantunkan nasyid Sahalawat “Ya Nabi Salam ‘alaika”. Suasana maulid pun mulai merasuk. Penampilan tim nasyid yang dipimpin oleh Bu Mahmudah dari Antwerpen ini cukup komunikatif, dengan mengajak seluruh yang hadir untuk ikut ber-shalawat. Bagi yang belum tahu/hafal liriknya, jangan khawatir… Karena teks lirik nasyid ini sudah dibagiakan ketika kita datang. Hmmm…ibu-ibu ini cukup kreatif yach…
“Ya Nabi salam ‘alayka, ya Rasul salam ‘alayka.
Ya habiib salam ‘alayka, sholawatullah ‘alayka.”
Setelah penampilan Tim Nasyid, tibalah acara “Launching Blog MULIA”. Pak Edi meminta perwakilan Tim Mulia untuk sedikit memberikan penjelasan tentang blog ini. Oh ya, Tim Mulia ini adalah kami, yang ada di belakang layar (Elly, Mieke, Myrna dan Miya) dan sebagai penasehat adalah Bu Mira. Surprise! Pak Edi ternyata telah men-download beberapa tampilan blog, sehingga semua yang hadir bisa mengetahui “wajah” blog kita. Alhamdulillah…warga KPMI yang hadir dalam pengajian ini, menyambut positif lahirnya blog Mulia. Semoga seluruhnya, khususnya muslimah Indonesia di Belgia, bisa menjadikan blog ini sebagai media silaturrahmi dan sarana saling berbagi (ilmu, pengalaman, tips, informasi dan hal-hal yang bermanfaat lainnya… Ditunggu sharing-nya ya…). Dan yang juga tidak kalah pentingnya, semoga Tim MULIA keep spirit and istiqomah.
Tibalah waktu sholat Maghrib di Brussel, seluruh yang hadir dipersilakan untuk mengambil wudlu dan kemudian melaksanakan ibadah sholat berjama’ah. Setelah selesai sholat berjama’ah, Pak Edi memberikan sedikit informasi tentang pelaksanakan ibadah haji yang ditawarkan oleh koperasi pegawai KBRI Jeddah (tahun lalu). Hmm…ternyata banyak juga yang berminat, termasuk saya J. Bahkan menurut informasi, sudah ada 8 orang yang mendaftar.
Setelah penjelasan tentang Haji, giliran ust. Umar Baktir untuk menyampaikan tausyiah dengan tema Maulid nabi Muhammad SAW. Beliau mengajak kita semua untuk kembali “melihat” sosok Rasulullah dari siroh yang ada dan kemudian membuktikan kecintaan kita kepada Beliau (rangkuman tausyiah bisa dilihat di kolom “Dunia Muslimah” ya…). Shollu ‘ala nabiy…
Tepat pukul 19.30 CET pengajian KPMI ditutup dengan do’a dan dilanjutkan dengan acara (utama) ramah-tamah. Subhanalloh…di ruangan cafeteria DWP (di bawah aula) telah tersedia berbagai hidangan, ada nasi putih, sop macaroni bakso, nasi tumpeng, ayam bumbu, udang dan kerupuk. Tak lupa beraneka kue, seperti wajik, lupis, lumpia, pastel, resoles, cake, dan wow…ada beberapa kue tart. Oh… ternyata da beberapa bintang cilik-nya KPMI yang berulang tahun. Semoga panjang umur dan menjadi anak yang sholeh-sholehah. Di sela-sela makan, tampak keakraban di antara warga KPMI, meski bisa jadi mungkin mereka baru saja bertemu. Hmm..itulah manisnnya persaudaraan dalam islam. Setelah kenyang, wah…ternyata masih bisa mbungkus loh. Beberapa orang tampak saling berbagi kantong plastic untuk membawa pulang makanan yang masih ada.
Tak terasa malam semakin larut dan beberapa warga KPMI mulai berpamitan untuk kembali ke rumah masing-masing. Tak lupa, setelah saling bahu-membahu membereskan tempat pengajian. Semoga pengajian ini membawa barokah dan semakin menjalin silaturrahmi di antara sesame muslim Indonesia yang ada di Belgia. Sampai jumpa lagi pada pengajian KPMI bulan berikutnya…